CIAMPEA - Kerja keras semua unsur yang terlibat
pencarian para korban yang hanyut terseret arus Sungai Cihideung pasca
ambruknya Jembatan Cidua berkontruksi bambu di Kampung Pabuaran Kaum,
Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu (19/2), lalu,
akhirnya berakhir. Hal ini menyusul kembali ditemukannya dua mayat,
yakni Dini Novianty (10), dan Zahra (6), Kamis (23/2). Jasad keduanya
ditemukan secara terpisah.
Zahra, anak pasangan suami istri Rozali (39), dan
Ny. Neneng (36), berhasil ditemukan Tim Search And Rescue di hulu Sungai
Cisadane, tepatnya Kampung Eretan Tanjung Burung, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, atau sekitar 40 kilometer dari lokasi
kejadian. Sedangkan Dini, anak dari pasutri Djunaedi dan Neni Nur
Aenidini ditemukan 4 jam kemudian di belakang pabrik Tipiko, Kali
Panunggangan, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Kedua mayat temuan terakhir itu merupakan korban
pamungkas dari enam korban yang sebelumnya sudah ditemukan. Di mana,
identitas keenam jasad korban itu, adalah Umamah (55), Seftiani Rizky
Alamsyah (10), Rafi (5), Reska Rismandana alias Eka (9), Maesaroh (10),
Nur Fajar Maulinda/Ajay (10) yang kesemuanya sudah dimakamkan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh PAKAR,
peristiwa penemuan itu berawal beberapa warga melihat sesosok kedua
mayat mengambang langsung melaporkan ke kantor Polsek setempat, dan
jasad kedua korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah
Tangerang.
Mendengar informasi penemuan mayat, sontak Tim
SAR gabungan dari Bogor Sar Community, PMI, BPBD, Basarnas dan keluarga
korban langsung meluncur, guna memastikan kebenaran temuan. Setelah
dikroscek, ternyata kedua mayat itu, adalah korban yang hanyut
terseret arus Sungai Cihideung akibat musibah robohnya Jembatan Cidua,
Minggu lalu.
H. Ma’mur Rozak, Kepala Pengendalian Operasi SAR
Kabupaten Bogor menjelaskan dengan ditemukannya semua mayat korban
dinyatakan sukses.”Proses pencarian dan evakuasi yang dilakukan semua
unsur gabungan dibantu BSC membuahkan hasil yang memuaskan. Dengan
demikian operasi pencarian ini kami nyatakan sukses,” bebernya.
Jack, sapaan akrab Ma’mur, menambahkan, dengan
ditemukannya kesemua jasad korban dalam lima hari terakhir, maka
operasi pencarian pun dinyatakan tuntas. ”Upaya keras yang dilakukan
semua teman-teman dari berbagai unsur, baik TNI, Polri, Basarnas dibantu
warga, termasuk relawan yang tergabung dalam organisasi, seperti BSC
kami ucapkan terimakasih atas sumbangsih tenaga dan pikiran serta
perjuangannya,” tandasnya.
Sementara, Iwan Firdaus, Ketua BSC menambahkan,
suksesnya proses pencarian yang dilakukan, sejak Minggu (19/2) hingga
Kamis (23/12), adalah berkat kordinasi yang baik dari semua pihak yang
terlibat SAR.
”Dari target pencarian yang tadinya kita pastikan
berjalan tujuh hari, ternyata malah lebih singkat menjadi lima hari,
hasil operasi SAR gabungan ini patut kami acungkan jempol,” pungkasnya.
*Setelah Bangun Tidur*
Sementara itu, Rozali dan Neneng, tak kuasa
membendung air mata ketika mendapatkan kabar anaknya, Zahra berhasil
ditemukan Tim SAR. Menurut cerita kedua pasutri ini, sejak peristiwa itu
mereka tak merasa tenang, lantaran putrinya belum juga diketemukan.
Dan pada saat kejadian, sebenarnya Zahra ikut bersama ibunya, Neneng dan
kakaknya Elang (8) ke pengajian, di Cibanteng Nangkring bersama puluhan
warga Kampung Pabuaran Kaum lainnya.
Seusai pengajian, jelasnya, warga pergi lagi ke
kampus IPB Dramaga untuk mengikuti pengajian muludan. Namun, karena tak
ada pengajian, warga pulang dengan melintasi Jembatan Cidua.
”Pada saat Jembatan Cidua ambruk, istri dan kedua
anaknya ada di lokasi itu. Nasib beruntung dialami Neneng dan Elang,
karena berhasil diselamatkan wara ketika sudah terjatuh di kali.
Namun, Zahra, hanyut terbawa arus kali yang begitu deras,” cerita
Rozali.
Sejak peristiwa tersebut, Neneng terlihat
histeris. Ia sering menangis mengenang apa yang dialaminya bersama
anak-anaknya. Bahkan, lebih histeris lagi, karena Zahra ikut terbawa
hanyut air kali bersama tujuh orang lainnya.
Ketika PAKAR mendatangi kediaman Rozali, Neneng
masih trauma dengan kejadian itu. Ia selalu menangis dengan apa yang
telah dialaminya.”Kami memang sangat berduka dengan kejadian ini.
Apalagi anak saya ikut hanyut,” tuturnya.
Menurut pengakuan Rozali, ia baru tahu istri dan
kedua anaknya ikut pengajian setelah bangun tidur. Ketika hendak pergi
kerja, ia tidak menemukan istri dan kedua anaknya.”Saya dikasih-tahu
sama anak saya kalau mereka pergi ke pengajian,” jelasnya.
Namun setelah berangkat, Rozali mendapatkan kabar
dari temannya, tentang kejadian jembatan ambruk. Rozali langsung pulang
ke rumah dan menemukan istri dan anaknya Elang telah diselamatkan
warga. ”Saya terpukul mendengar informasi bahwa anak saya, Zahra ikut
hanyut di kali dan belum ditemukan,” lanjutnya.=JEF
Sumber : Pakuan Raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar